•09.46
Interpretasi EKG
è Normo sinus ritme
Irama sinus: satu gelombang P positif diikuti satu
gelombang QRS
Gambar 1.1 Normo
sinus rhythm (Hampton, 2003).
è Left Axis Deviation
Untuk menentukan aksis, cari sadaan yang kompleks QRS
nya hampir bifasik. Aksis QRS harus terletak kira-kira tegak lurus dengan aksis
aliran listrik (Thaler, 2009).
Gambar 1.2 kuadran
aksis (Thaler, 2009)
Gambar 1.3 Komplek
QRS pada sadapan I dan AVF (Thaler, 2009).
sadapan :
Aksis
|
Sadapan
I
|
Sadapan
AVF
|
Aksis
normal
|
Positif
|
Positif
|
Deviasi aksis
ke kiri
|
Positif
|
Negatif
|
Deviasi
aksis ke kanan
|
Negatif
|
Positif
|
Deviasi
aksis ekstrem ke kanan
|
Negatif
|
Negatif
|
Table 1.1 Bentuk
aksis (Thaler, 2009)
è S di V1 + R di V5/V6 >35mm à terjadi Left
Ventricle Hipertrophy (LVH)
Kriteria sadapan prekordial pada hipertrofi ventrikel
kiri :
1. Amplitudo gelombang R pada sadapan V5 atau
V6 dijumlahkan dengan amplitude gelombang S sadapan V1
atau V2 melebihi 35 mm
2. Amplitudo gelombang R pada sadapan V5
melebihi 26 mm
3. Amplitudo gelombang R pada sadapan V6
melebihi 18 mm
4. Amplitudo gelombang R pada sadapan V6
melebihi amplitude gelombang R pada sadapan V5 (Thaler, 2009).
Gambar 1.4 Hipertrofi ventrikel kiri dan arah aksis (Thaler,
2009)
Contoh hasil pemeriksaan :
Gambar 1.5 contoh hasil EKG LVH (Thaler, 2009)
Perhitungan jumlah S di V1
dengan R di V5/V6 :
S di V1 = 24 mm
R di V5 = 22 mm
Jadi : S di V1 + R di V5/V6 =
46 mm (>35mm)
DAPUS:
Hampton, John R. 2003. EKG dalam
Praktek Sehari-Hari. Jakarta: Binarupa Aksara
Thaler, Malcolm S. 2009. Satu-satunya
Buku EKG yang Anda Perlukan Edisi 5. Jakarta :
tambahan nih:
sedikit saran aja, untuk yang pemula alias baru belajar dan dulunya buta sama EKG, gue saranin buat pake bukunya om Thaler, soalnya disana diajarin dari dasar .. :)
semoga bermanfaat
with loveeeee
0 komentar: